Pages

Thursday, September 29, 2011

HARI INI KAKAK SAYA LULUS :)

Dua hari yang lalu, kakak saya minta dukungan doa karena tanggal 29 September 2011 (hari ini) dia mau sidang skripsi. Saya menyadari, ini merupakan moment penting selama masa kuliahnya. Bagaimana tidak, bisa dikatakan semua yang dia perjuangkan selama bertahun-tahun harus dipertaruhkan dalam satu hari saja. Entah kenapa, saat saya berdoa untuk dia, saya seperti sudah memiliki keyakinan bahwa kakak saya pasti lulus. Ternyata, semua itu benar, KAKAK SAYA LULUS HARI INI :)

Perjuangan dia tidak mudah, terutama di saat-saat terakhir kuliahnya. Dia sempat sakit hingga harus menunda skripsinya selama hampir setahun. Namun, hari ini saya 'melihat' bahwa masalah kita tidak akan sebesar atau melebihi kuasa Tuhan. Hari ini juga saya belajar bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. 

Mungkin saat temen-temen baca postingan saya ini, lalu melihat ke hidup kalian sendiri, ada bagian dalam hidup kalian yang sepertinya belum beres. Bisa saja itu tentang studi kalian, keluarga kalian, hubungan kalian dengan sahabat atau pasangan dll. Tapi saya mau katakan hari ini bahwa tidak peduli seberapa sering atau dalam kita jatuh dalam menjalani hari-hari kita, akan datang hari di mana kita akan tersenyum bahkan melupakan semua tekanan-tekanan yang pernah kita alami. Malah kita akan bersyukur, kita sudah melalui itu semua dan perjuangan hidup itu telah mengajar kita tentang pengorbanan, kerja keras, tanggung jawab dan keikhlasan. 

Jangan pernah menyerah, bahkan di saat kamu melihat bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa kamu pertahankan. Serahkan semua pada Tuhan lalu berusahalah meraih yang terbaik dalam hidupmu.  

Ingat, bersama Tuhan tidak ada usahamu yang akan menjadi sia-sia. 

DON'T GIVE UP! (/^.^)/ (/^.^)/  \(^.^)/ \(^.^\) \(^.^\)



Saturday, April 16, 2011

Dhuuuaaarrr!!!


Lagi, lagi dan lagi muncul kasus bom bunuh diri di negeri ini. Kali ini lokasinya di sebuah masjid di Cirebon. Di saat Salat Jumat tengah berlangsung, sebuah ledakan keras terjadi dan melukai puluhan orang di dalam masjid tersebut. Korban yang kebanyakan anggota kepolisian itu pun langsung berhamburan keluar dari masjid dalam kondisi tubuh yang penuh luka dan darah. Sementara itu, di dalam masjid tergeletak sesosok mayat pria dalam kondisi tubuh yang hancur tetapi wajahnya masih utuh. Pria inilah yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri.

Kasus bom bunuh diri ini sebenarnya masih terus diselidiki oleh pihak berwajib mengenai pelaku serta motif dibalik tindakannya tersebut, tetapi ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari permasalahan ini. Pertama, apa yang sebenarnya ada di pikiran pria tersebut saat akan melakukan bom bunuh diri? Apa tujuannya? Bukankah itu merupakan tindakan yang hanya akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain? Kedua, mengapa ia harus melakukan tindakan tidak terpuji tersebut di tempat ibadah?

Kasus bom bunuh diri di Cirebon ini bukanlah yang pertama di Indonesia. Berbagai kasus serupa pernah terjadi di berbagai daerah di negeri ini. Para pelaku melakukan tindakan bom bunuh diri tanpa memandang orang lain yang ada di sekitar mereka. Mereka juga bahkan tidak peduli dengan tubuh mereka sendiri. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, tindakan bom bunuh diri di Cirebon ini dilakukan di tempat ibadah. Sungguh miris melihat tindakan yang tidak bermoral dari si pelaku. Tindakannya menunjukkan kemerosotan moral yang ada di bangsa ini. Bangsa ini memang tengah mengalami banyak masalah, baik politik, ekomoni, dan sebagainya. Rakyat pun telah melakukan banyak cara dalam mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kinerja pemerintah maupun aparat negara. Jika memang tindakan pelaku bom bunuh diri di Cirebon kali ini didasarkan sebagai bentuk protes atas pemerintah (secara khusus kepolisian), seharusnya tidak dilakukan dengan cara bom bunuh diri. Dengan alasan apapun tindakan ini hanya akan meresahkan masyarakat serta mengganggu kedamaian hidup di negeri ini. 

Oleh karena itu, baik rakyat maupun pemerintah semestinya harus saling memahami posisi dan tanggung jawab masing-masing dalam kehidupan bernegara. Selain itu, sebisa mungkin masing-masing pihak menghindari praktek-praktek yang akan memunculkan protes maupun amarah serta gangguan bagi pihak lainnya. Di samping itu, pembinaan moral tiap individu di negeri ini juga perlu dibangun. Karena semua tindakan yang dilakukan manusia, baik dan buruk, sangat dipengaruhi oleh moral yang dimilikinya. Pembinaan dari segi edukasi juga cukup penting karena jika dipadukan dengan moral yang baik, maka akan membentuk pola pikir yang sehat serta lebih terarah dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah. Dengan demikian, diharapkan kasus-kasus yang tidak bermoral, khususnya bom bunuh diri, tidak terjadi lagi di negeri ini.

Sunday, April 3, 2011

(bisa) PILIH: Paket Hemat atau Paket Lengkap

Ini bukan lagi ngomongin tentang makanan atau minuman tapi tentang Ujian Nasional (UN)! Malam ini saya menonton tayangan di sebuah stasiun televisi swasta yang membahas tentang kebocoran soal-soal UN. Dengan mudahnya lembar-lembar soal dengan keterangan pada amplop 'RAHASIA NEGARA' itu dibocorkan isinya bahkan dijual layaknya barang dagangan biasa. Seorang narasumber, yang merupakan wartawan sebuah majalah, memaparkan bahwa beberapa 'informan' yang menjembatani antara pihak sekolah dan pembuat soal mengaku bahwa mereka menyediakan soal-soal UN + jawabannya dengan pilihan *paket hemat* senilai 1 juta rupiah (untuk 1 mata pelajaran) atau *paket lengkap* senilai 12 juta rupiah.

Mendengar fakta seperti ini membuat saya berpikir, sebegitu sulitkah generasi saat ini mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi UN?? Mungkin jawabannya bisa bervariasi. Ada yang mengatakan 'kalau ada yang mudah kenapa cari yang susah' atau ada juga yang berpendapat 'materi yang harus dipelajari banyak banget'. Ya, itulah fakta yang ada di kalangan siswa saat ini yang akan menghadapi UN.

Dari permasalahan kebocoran soal UN ini, saya menyimpulkan 2 poin :

  • Dari sisi siswa, sebagai peserta UN : seharusnya siswa tidak mudah terpengaruh dengan bocoran soal-soal UN tersebut. Mungkin susah rasanya menjauh dari fakta bahwa semua siswa yang akan mengikuti UN pasti memiliki ketakutan tidak lulus ujian. Tapi haruskah dengan cara membeli soal UN bahkan lengkap dengan jawabannya? Belum lagi dengan kebenaran jawaban soal UN tersebut yang tidak dijamin 100% benar
  • Dari sisi pemerintah, sebagai penyelenggara UN : jika memang penyelenggaraan UN dipandang sebagai sebuah 'jalur wajib' yang harus ditempuh para siswa sekolah untuk mendapatkan selembar ijazah dengan keterangan 'LULUS', mengapa praktek-praktek kebocoran soal UN tidak diberantas secara tuntas. Begitu mudahnya orang dalam dari pihak yang mengurus distribusi soal-soal UN membocorkan lembar demi lembar yang dicap sebagai 'RAHASIA NEGARA'
Di manakah letak moral siswa yang dengan seenaknya menggunakan soal bocoran tersebut untuk menghadapi UN sementara siswa yang lainnya berusaha keras mencapai hasil yang baik dengan belajar siang dan malam?
Lalu di mana pula letak nurani para pihak yang membocorkan soal UN tersebut? Apakah mereka tidak menyadari bahwa itu hanya akan menurunkan kualitas generasi bangsa Indonesia ke depan?

Sadar atau tidak, hal ini dapat mempengaruhi mental bangsa kita ke depan. Jika masalah kebocoran soal UN ini selalu terulang tiap tahun, bukan sesuatu yang mustahil bahwa bangsa ini akan berkembang menjadi bangsa dengan generasi yang bermental peniru atau bahkan generasi yang menghalalkan segala cara (termasuk dengan memanfaatkan uang yang dimiliki) untuk mendapatkan semua yang mereka inginkan. Selain itu generasi bangsa ini pun akan sulit untuk berpikir yang kreatif dan inovatif. Oleh sebab itu, dengan alasan apapun kebocoran soal adalah praktek yang harus diberantas dalam penyelenggaraan Ujian Nasional!

Friday, March 18, 2011

Dia memberi yang aku butuhkan

Kemarin, saya kuliah dari pukul 8 pagi sampai 12 siang. Karena kuliah selanjutnya baru dimulai pukul 3 siang, saya memutuskan untuk pulang ke kos saya dan beristirahat sejenak. Awalnya saya sudah sangat lelah dan berniat untuk segera tidur. Tetapi ada suatu hal yang tiba-tiba terlintas dipikiran saya...kursus bahasa inggris yang sudah dua minggu ini saya ikuti tiap Kamis pagi di kampus.

Saya jadi teringat, sejak tahun lalu saya punya keinginan yang sangat kuat untuk mengikuti kursus bahasa inggris. Yahh, seperti orang lain pada umumnya, saya juga ingin mengikuti kursus di tempat yang bagus dan berkualitas. Berkualitas dalam arti ruang belajar yang nyaman dan tenaga pengajarnya yang memiliki kompetensi yang baik di bidangnya. Saya selalu berdoa, saya ingin Tuhan mengabulkan doa saya mengenai hal ini.
Namun, saat keinginan itu muncul, saya sedikit merasa sedih karena tempat kursus yang saya idam-idamkan itu membutuhkan biaya kursus yang tidak sedikit. Belum lagi masalah lokasi kursus yang bisa dikatakan, tidak jauh juga, tapi karena saya tidak memiliki kendaraan pribadi, saya terpaksa harus berpikir dua kali untuk mengikuti kursus di tempat tersebut.
Hingga setahun kemudian atau tepatnya 2 minggu yang lalu, teman kampus saya mengatakan bahwa ada sebuah lembaga kursus bahasa inggris yang membuka pendaftaran di kampus. Hal ini jelas membuat saya sangat senang. Selain karena lokasi kursus yang berada di area kampus, biaya pendaftarannya pun cukup terjangkau. Dan yang paling membuat saya senang yaitu seluruh tenaga pengajarnya merupakan orang asing yang tidak perlu diragukan lagi kemampuan berkomunikasinya dalam bahasa inggris. Sehingga tanpa keraguan sedikitpun, saya langsung mendaftarkan diri keesokan harinya bersama teman-teman saya.


Inti dari cerita saya (yang cukup panjang ini^^) adalah, terkadang kita begitu menginginkan sesuatu atau mengharapkan sesuatu dan kita siap melakukan apa saja demi mencapai hal itu. Kita juga selalu mengutarakan keinginan kita itu lewat doa kepada Tuhan. Tetapi saat doa itu sepertinya belum mendapat jawaban, kita mulai ragu terhadap Tuhan. Kita merasa, yaahh mungkin Tuhan sibuk, atau tidak mendengar doa-doa kita. Tapi lewat tulisan ini saya ingin bilang, TUHAN SELALU MENDENGAR DOA KITA.
Semua adalah masalah waktu. Kita harus sabar menunggu waktu Tuhan.
Dari pengalaman saya ini, saya bukan hanya menyadari bahwa Tuhan mendengar doa saya. Tetapi saya juga mengerti, inilah yang dikatakan Tuhan memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Tuhan mungkin tidak memberi saya tempat kursus yang 'WAH' seperti yang saya bayangkan. Tuhan juga tidak memberi saya 'UANG KAGET' sehingga saya bisa membeli kendaraan pribadi. Namun Tuhan memberi saya tempat kursus yang dekat dengan tempat tinggal saya, dengan biaya yang tidak mahal serta tenaga pengajar yang baik. Tuhan sungguh teramat sangat baik ^.^


Jadi, jika saat ini kamu punya harapan atau cita-cita. Janganlah berhenti berusaha untuk mencapai semuanya itu. Jangan ragu dan jangan segan meminta semua itu kepada Tuhan. Tuhan sangat mengasihimu dan Dia siap memberi semua yang anak-anakNya butuhkan. Bahkan pemberian Tuhan terkadang jauh lebih baik dari yang pernah kita bayangkan. Semoga tulisan saya ini memberkati Anda yang telah membacanya.

~God Bless