Pages

Friday, August 10, 2012

Cinta pada Keluarga

"Aku pengen punya keluarga kayak keluarganya temenku. Keluarganya asyik ga kayak keluargaku." 

Saya sering banget denger kalimat ini keluar dari mulut orang2. Mereka sering ngeluh tentang keluarganya. Katanya keluarga dia ga bahagialah. Keluarga dia ga sempurnalah dibandingin keluarga temen2nya. Hmm...rasanya ada yang salah sama cara pandang orang ini. 

Setiap orang pasti pengen punya keluarga yang harmonis. Punya orang tua yang sayang sama anak-anaknya. Orang tua yang peduli sama pendidikan anak-anaknya. Punya saudara yang setia jadi temen main atau tempat curhat. Hmm... lalu gimana sama orang yang ga ngerasain itu semua dalam keluarganya?

Jawabannya cuma satu: semua dimulai dari diri kita sendiri. 

Kalau kamu punya keluarga yang rasanya kurang rame, kamu harus jadi seseorang yang meramaikan situasi di keluargamu. Kalau kamu punya keluarga yang hidupnya pas2an, mulailah memunculkan ide2 kreatif untuk menambah penghasilan keluargamu. Kalau kamu punya keluarga yang suka bertengkar satu sama lain, jadilah pendamai dalam keluargamu. Sebenarnya masih banyak contoh2 lain dan intinya cuma satu, kamu harus mulai membuat perubahan dalam keluargamu. 

Kalau kamu bertanya, kok sepertinya itu tanggung jawabku? Apa memang harus aku sendiri yang melakukan perubahan? Jawabanya tidak. Perubahan yang kamu lakukan dalam keluargamu, pasti perlahan2 akan membawa dampak buat setiap anggota keluargamu juga. Hasilnya mereka bisa mulai melihat ke dalam diri mereka sendiri dan berubah menjadi lebih baik. Dengan demikian usahamu juga ga akan sia2 kan.

Siapapun kamu, di manapun kamu tinggal, dari manapun kamu berasal...percayalah, bukan sebuah kebetulan kamu memiliki papa seperti papamu sekarang, mama seperti mamamu sekarang, ataupun saudara seperti saudaramu sekarang. Kamu harus mencintai keluargamu. Lakukan yang terbaik untuk keluargamu. Jangan lupa juga untuk senatiasa berdoa untuk keluargamu. Ingatlah satu hal bahwa setiap keluarga itu unik, memiliki suka dan dukanya masing2, bersyukur dan nikmati itu semua :) 

God bless your family...

Sunday, April 22, 2012

sudahkah kita mengenal Tuhan hari ini?

Hari ini saya sangat terkesan sekali dengan khotbah yang disampaikan di gereja. Khotbah yang berbicara tentang seberapa jauh kita mengenal, mencintai dan taat pada Tuhan. Well, mungkin khotbah seputar hal ini sudah sangat sering kita dengar. Tapi sadar gak kalo justru hal inilah yang sering banget kita langgar? Padahal nih ya, inti kabar sukacita (Firman Tuhan) diberikan lewat kesaksian para nabi-nabi Tuhan adalah untuk memberikan kita pengenalan akan Tuhan dan selanjutnya menimbulkan cinta kita pada Tuhan dan berdampak pada sisi rohani kita yaitu TAAT. Sayangnya banyak dari kira yang mungkin karena sudah terlalu sering mendengar topik ini jadinya malas merenungkannya lebih jauh. 

Saya yakin kita tidak asing dengan kalimat "Tak kenal maka tak sayang". Kalimat ini sering sekali diucapkan seseorang yang baru pertama kali bergabung dalam sebuah komunitas tertentu. Tujuannya tidak lain agar membuat dirinya diterima dalam komunitas tersebut. Pengenalan akan Tuhan juga demikian. Bagaimana mungkin kita akan mengenal, mencintai apalagi taat pada Tuhan, kalau membaca kitab suci saja tidak pernah kita lakukan? Seharusnya, Firman Tuhan menjadi jalan yang menuntun kita menuju kepada Tuhan. 

Dalam khotbahnya pendeta juga bercerita tentang seseorang yang tidak mempercayai Tuhan yang pernah ia jumpai di sebuah tempat. Lalu orang itu berkata kepada pendeta tersebut. Saya tidak mempercayai adanya Tuhan, tetapi saya menjalani hidup saya dengan baik, hubungan saya dengan sesama selalu baik dan sukses dalam banyak hal. Lalu bagaimana dengan kehidupan Anda?

Sesampainya di kos, saya kembali berpikir tentang cerita itu. Lalu saya mulai menyadari satu hal, tanpa mempercayai adanya Tuhan atau mengandalkanNya mungkin kita bisa sukses, berhasil dalam segala hal bahkan kita juga bisa berbuat baik kepada orang lain. Tapi semua itu hanya sementara. Hal ini karena (kemampuan) manusia itu sangat terbatas. Akan ada saat tertentu dalam hidup kita di mana kita tidak bisa lagi menyelesaikan pertandingan hidup kita karena beban yang terlampau berat. Saat itulah kita membutuhkan Tuhan karena kuasa Tuhan itu tidak terbatas dan mengalahkan segala-galanya :)

So, apa yang membedakan orang yang mempercayai Tuhan dan tidak adalah apakah orang tersebut akan bertumbuh secara rohani atau tidak. Tuhanlah yang sanggup memperbaharui kedewasaan rohani kita sehingga kita selalu siap menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks hari demi hari

Mulai saat ini, belajarlah mengenal, mencintai dan taat kepada Tuhan. Percayalah, hanya Tuhan yang sanggup menopang dan mengubah kehidupanmu menjadi lebih baik. Semua tergantung keputusanmu. Cinta yang sesungguhnya pada Tuhan tidak bersifat sementara tapi permanen. Artinya kita harus konsisten jika kita ingin hidup kita diubahkan oleh Tuhan. Kita harus berani meninggalkan cara hidup kita yang salah. Besarnya cintamu pada Tuhan akan terlihat dari seberapa taat (serius) dan konsisten kamu mengikuti jalanNya :) Gbu

Monday, April 16, 2012

Berubah gak ya?

Pernah mendengar kalimat ini (kira-kira seperti ini) "Jika kita berusaha mengubah seseorang sehingga dia benar-benar berubah, dia bukan lagi dirinya, dia hanya cerminan dari apa yang ingin kita lihat." Kalimat ini umumnya ditujukan bagi perubahan yang kita lakukan pada diri orang lain yang sebetulnya tidak perlu karena itu hanya untuk memenuhi keegoisan kita sendiri.

Dalam hidup ini, kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Begitu banyak teman, sahabat atau keluarga yang kita miliki. Banyak juga sifat yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka. Sifat mereka ada yang baik ada juga yang kurang baik. Kita sering diarahkan untuk membantu sesama kita yang sifatnya kurang baik agar menjadi lebih baik karena hal itu memiliki maksud yang positif. 

Tapi pernahkah kita merenungkan lebih jauh, hal-hal apa yang memang benar-benar negatif dan harus diubah dari diri seseorang? Ataukah itu sebenarnya hal yang biasa-biasa saja dari diri seseorang dan cara pandang kitalah yang salah? Bagaimana seharusnya kita menanggapi perbedaan-perbedaan dari orang di sekeliling kita?

Sebagai contoh, Anda punya seorang adik perempuan yang suka bermain boneka di rumah. Lalu setelah bermain boneka, dia tidak pernah membereskan kembali boneka yang dia gunakan untuk bermain. Tentu saja sebagai kakak, Anda perlu menasihati adik Anda agar membereskan kembali bonekanya setelah selesai dipakai untuk bermain. Hal ini tentu akan membiasakan adik Anda untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, menyelesaikan tugas sampai tahap akhir dan juga belajar tentang kerapian.

Contoh di atas adalah bagaimana kita berusaha mengubah cara pandang seseorang agar menjadi lebih baik ke depannya. Hal ini tentu positif karena orang yang tadinya asal-asalan menjalani hidupnya dalam hal tertentu, jadi lebih memahami bagaimana seharusnya ia bersikap. 

Contoh kedua, Anda seorang karyawan di sebuah perusahaan. Perusahaan Anda membebaskan seluruh karyawan berpakaian bebas namun tetap rapi dan sopan. Suatu saat, ada suatu trend busana yang berkembang di masyarakat, misalnya model X. Lalu Anda memaksa rekan kerja lainnya untuk menggunakan pakaian kantor dengan mengikuti trend busana X tersebut. Padahal ada beberapa rekan kerja Anda yang merasa kurang cocok dan menolak mengikuti saran Anda. Sedangkan yang lainnya ada yang setuju karena merasa tidak ada masalah dalam berbusana. 

Contoh kedua ini adalah bagaimana kita seharusnya tidak mengubah seseorang menjadi sesuatu yang di luar dirinya. Setiap orang memiliki keterbatasan (fisik, ekonomi, kesehatan dll) yang tidak bisa kita ganggu gugat hanya demi membuatnya terlihat "bagus" di mata kita. Karena tidak semua yang bagus atau baik bagi kita juga berlaku bagi orang lain. 


Masih banyak contoh lain yang bisa kita temukan dalam hidup keseharian kita mengenai cara kita menanggapi perbedaan di sekitar kita. Jika perubahan itu perlu seperti pada contoh kasus pertama, kita memang harus melakukannya (baik untuk diri sendiri maupun orang lain). Pastinya hal itu akan membawa dampak positif. Tetapi jika perubahan itu sebenarnya hanya untuk kepentingan pola pikir kita sendiri (yang salah), sebaiknya kita perhatikan lebih dalam lagi, apakah orang lain/diri kita sendiri perlu untuk melakukan perubahan tersebut. 

Hal terpenting merangkum semua uraian di atas adalah "Jangan pernah membuat perkataanmu menjadi tekanan bagi orang lain yang mengakibatkan dia berubah menjadi apa yang kamu inginkan padahal itu bukanlah yang seharusnya dia lakukan!". Perubahan yang baik adalah perubahan yang membawa dampak positif (bukan sekedar memenuhi keegoisan semata).

Cerdaslah memilih kata-kata. Bijaksanalah menanggapi perbedaan. :)