Pernah mendengar kalimat ini (kira-kira seperti ini) "Jika kita berusaha mengubah seseorang sehingga dia benar-benar berubah, dia bukan lagi dirinya, dia hanya cerminan dari apa yang ingin kita lihat." Kalimat ini umumnya ditujukan bagi perubahan yang kita lakukan pada diri orang lain yang sebetulnya tidak perlu karena itu hanya untuk memenuhi keegoisan kita sendiri.
Dalam hidup ini, kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Begitu banyak teman, sahabat atau keluarga yang kita miliki. Banyak juga sifat yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka. Sifat mereka ada yang baik ada juga yang kurang baik. Kita sering diarahkan untuk membantu sesama kita yang sifatnya kurang baik agar menjadi lebih baik karena hal itu memiliki maksud yang positif.
Tapi pernahkah kita merenungkan lebih jauh, hal-hal apa yang memang benar-benar negatif dan harus diubah dari diri seseorang? Ataukah itu sebenarnya hal yang biasa-biasa saja dari diri seseorang dan cara pandang kitalah yang salah? Bagaimana seharusnya kita menanggapi perbedaan-perbedaan dari orang di sekeliling kita?
Sebagai contoh, Anda punya seorang adik perempuan yang suka bermain boneka di rumah. Lalu setelah bermain boneka, dia tidak pernah membereskan kembali boneka yang dia gunakan untuk bermain. Tentu saja sebagai kakak, Anda perlu menasihati adik Anda agar membereskan kembali bonekanya setelah selesai dipakai untuk bermain. Hal ini tentu akan membiasakan adik Anda untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, menyelesaikan tugas sampai tahap akhir dan juga belajar tentang kerapian.
Contoh di atas adalah bagaimana kita berusaha mengubah cara pandang seseorang agar menjadi lebih baik ke depannya. Hal ini tentu positif karena orang yang tadinya asal-asalan menjalani hidupnya dalam hal tertentu, jadi lebih memahami bagaimana seharusnya ia bersikap.
Contoh kedua, Anda seorang karyawan di sebuah perusahaan. Perusahaan Anda membebaskan seluruh karyawan berpakaian bebas namun tetap rapi dan sopan. Suatu saat, ada suatu trend busana yang berkembang di masyarakat, misalnya model X. Lalu Anda memaksa rekan kerja lainnya untuk menggunakan pakaian kantor dengan mengikuti trend busana X tersebut. Padahal ada beberapa rekan kerja Anda yang merasa kurang cocok dan menolak mengikuti saran Anda. Sedangkan yang lainnya ada yang setuju karena merasa tidak ada masalah dalam berbusana.
Contoh kedua ini adalah bagaimana kita seharusnya tidak mengubah seseorang menjadi sesuatu yang di luar dirinya. Setiap orang memiliki keterbatasan (fisik, ekonomi, kesehatan dll) yang tidak bisa kita ganggu gugat hanya demi membuatnya terlihat "bagus" di mata kita. Karena tidak semua yang bagus atau baik bagi kita juga berlaku bagi orang lain.
Masih banyak contoh lain yang bisa kita temukan dalam hidup keseharian kita mengenai cara kita menanggapi perbedaan di sekitar kita. Jika perubahan itu perlu seperti pada contoh kasus pertama, kita memang harus melakukannya (baik untuk diri sendiri maupun orang lain). Pastinya hal itu akan membawa dampak positif. Tetapi jika perubahan itu sebenarnya hanya untuk kepentingan pola pikir kita sendiri (yang salah), sebaiknya kita perhatikan lebih dalam lagi, apakah orang lain/diri kita sendiri perlu untuk melakukan perubahan tersebut.
Hal terpenting merangkum semua uraian di atas adalah "Jangan pernah membuat perkataanmu menjadi tekanan bagi orang lain yang mengakibatkan dia berubah menjadi apa yang kamu inginkan padahal itu bukanlah yang seharusnya dia lakukan!". Perubahan yang baik adalah perubahan yang membawa dampak positif (bukan sekedar memenuhi keegoisan semata).
Cerdaslah memilih kata-kata. Bijaksanalah menanggapi perbedaan. :)
No comments:
Post a Comment